ZURICH, (Panjimas.com) — Lebih dari 465.000 warga sipil Suriah dilaporkan terbunuh dalam perang saudara yang telah berlangsung selama enam tahun belakangan,demikian menurut laporan kelompok pembela hak asasi manusia para pengungsi, International Refugee Rights Organization, Sabtu (09/12).
Abdullah Resul Demir, Wakil Ketua Organisasi Hak Pengungsi Internasional, mengatakan bahwa korban jiwa disebabkan oleh pertempuran atau situasi buruk dalam penjara.
“Pelanggaran HAM paling serius abad ini telah terjadi di Suriah,” pungkasnya saat berbicara dengan Anadolu Agency.
“Namun, semua negara di dunia telah menutup mata terhadap situasi ini”, imbuhnya.
Resul Demir mengatakan, perhitungan angka tersebut berdasarkan bukti-bukti yang berasal dari para pengamat independen antara bulan Maret tahun 2011 hingga bulan November tahun 2017.
Dari korban tewas, “26.466 di antaranya adalah anak-anak,” ujarnya.
“13 juta orang terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka dan menjadi pengungsi [dan] 3,5 juta anak-anak dicabut dari salah satu hak dasar mereka, yakni pendidikan.”
International Refugee Rights Organization mencatat terdapat 162 serangan kimia yang dilakukan selama 3 tahun terakhir
Pada bulan April tahun 2016 lalu, Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura memperkirakan 400.000 orang telah terbunuh dalam perang sipil tersebut sejak 2011.
10 Desember adalah peringatan tahun ke-69 adopsi Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia, DUHAM PBB.[NZ]