Provokatif, Ku Klux Klan Bentangkan Salib di Depan Islamic Center Irlandia
BELFAST, (Wartamuslimin.com) — Sekitar delapan orang yang berpakaian layaknya anggota Ku Klux Klan (KKK) menggelar aksi di luar Islamic Center di Irlandia Utara.
Pihak Kepolisian Irlandia menyebut tindakan ini sebagai kejahatan kebencian.
Sebuah gambar yang diunggah melalui media sosial menunjukkan kelompok itu, nampak membawa salib, dan berkumpul di area sekitar Islamic Center Bangladesh di Newtownards, sebelah Timur Belfast, Sabtu (27/10) lalu.
Tercatat, potongan kepala babi ditinggalkan di luar bangunan Islamic Center Bangladesh di Newtownardsa pada Agustus tahun 2017 lalu, menurut laporan media Inggris.
“Kami menangani kasus ini sebagai kejahatan kebencian,” ujar Inspektur Richard Murray, dari Dinas Kepolisian Irlandia Utara, dalam pernyataan Selasa (30/10) lalu, dilansir dari Al Jazeera.
Ku Klux Klan (KKK) merupakan kelompok yang mempropagandakan supremasi kulit putih yang didirikan pada abad ke-19 setelah adanya penghapusan perbudakan di Amerika Serikat.
Ku Klux Klan (KKK) juga tampak berpose saat berfoto di sebuah pub, bersama dengan Sharon Mellor, pacar Tony Martin, yang merupakan pemimpin kelompok sayap kanan National Front, dikutip dari Belfast Telegraph.
Belfast Telegraph menerbitkan sebuah gambar yang menunjukkan Sharon Mellor dengan seseorang yang mengenakan kostum Ku Klux Klan (KKK) sedang dicipratkan dengan sesuatu yang tampak seperti darah dan memegang bir.
Ia mengatakan kepada koran bahwa mereka adalah “orang asing acak (random strangers)”.
“Beberapa orang berpakaian Halloween, tidak tahu siapa mereka,” ujarnya.
Belfast Telegraph juga melaporkan bahwa tiga tahun lalu Sharon Mellor “bercanda” tentang mencoba membakar Islamic Center di Belfast, Irlandia.
Salah satu pub yang dikunjungi kelompok itu pada Sabtu malam adalah “The Spirit Merchant” yang dimiliki oleh jaringan JD Wetherspoon.
Juru bicara Wetherspoon, Eddie Gershon mengatakan, “Kami dapat mengkonfirmasi bahwa sebuah kelompok yang mengenakan pakaian KKK datang ke pub kami.”
“Mereka ditolak masuk oleh staf pintu depan tetapi memaksa masuk ke dalam pub. Mereka diberitahukan oleh staf bar bahwa mereka tidak akan dilayani. Mereka tetap berada di pub selama lima menit, tidak dilayani, dan kemudian pergi,” jelasnya.[NZ]