Masjid Al-Madina Grenada, Mulai Kaderisasi Penghafal Al-Quran 

Madrid, (Wartamuslimin.com) — Sekitar tahun 1999, sebuah lokasi dengan luas 8.000 meter persegi yang terletak di Bandara Internasional Point Saline, Calliste, Selatan St George, disumbangkan.

Organisasi Muslim Grenada (GIF) kemudian membangun masjid pertama di Grenada.

Geliat dan perkembangan aktifitas mereka mendapatkan perhatian pemerintah Spanyol.

Pihak berwenang Spanyol makin mengapresiasi umat Islam Grenada dikarenakan aktifitas yang dinamis dan mendorong pembangunan masyarakat ke arah yang positif. Pemerintah akhirnya mengakui komunitas ini.

Pada tahun 2004 badai Ivan membuat atap masjid ini rusak parah. Banyak rumah keluarga Muslim hancur dan rusak. Meskipun mereka sedang menghadapi bencana, Muslim Grenada bersama Muslim Trinidad, Barbados, dan IDB Jeddah, memberikan bantuan bahan makanan, pakaian, dan tempat pengungsian, baik bagi muslim maupun non-Muslim.

Masjid ini diberi nama Al-Madina. Sejak berdiri hingga 2009, masjid ini telah melahirkan 2 penghafal Al-Quran, seperti dilansir ROL.

Jamaah Masjid Al-Madina juga ada yang menjadi lulusan Institut Darul Ulum di Trinidad. Masjid ini juga membuka madrasah setiap Senin hingga Jumat pukul 16.00 hingga pukul 19.00 waktu setempat. Di sana, ada 35 orang murid dan dipimpin oleh Hafiz Yunus Karolia.

 

 Masjid di Grenada

Fatimah Jackson, seorang Peneliti asal Barbados, berkesempatan mengunjungi Grenada yang dikenal sebagai pulau yang indah. Negara subur ini memiliki 2 masjid. Tapi, hanya satu masjid yang bisa dikunjungi karena jarak yang berjauhan dan waktu yang terbatas. Masjid Ahlusunah berada di Ibu Kota Grenada.

Pada sebuah sore, Fatimah menelusuri jalan menuju masjid. Dia bertemu dengan tiga orang yang sedang duduk menunggu shalat Maghrib. Dia tak yakin apakah dia menyapa dengan benar, tetapi dia langsung menanyakan soal pintu masuk untuk perempuan. Pria yang belakangan dikenal Imam masjid tersebut Sulaiman pun menjawab. “Hanya ada satu pintu untuk semua orang,” jawabnya.

Ruang untuk shalat di masjid ini merupakan ruangan besar dengan jendela menghadap kota indah tersebut. Sulaiman menunjukkan area bertirai untuk muslimah. Saat waktu shalat tiba, Sulaiman datang kembali dan menjelaskan jamaah perempuan lebih sering mendorong tirainya ke samping agar melihat dengan jelas gerakan shalat jamaah di depannya.

Usai shalat, Sulaiman pun mengajak jamaah berdiskusi bersamanya. Menurut dia, masjid di Grenada lebih terbuka untuk perempuan daripada di negara asalnya di Barbados.

Bahkan, mereka membahas soal politik di dalam masjid yang tidak ditemukannya di Masjid Barbados. Padahal, Al-Quran dan Hadist membahas masalah ini secara detail dan jelas, mengutip ROL.

Dia juga bertemu dengan istri Sulaiman yang berasal dari Jamaika Ummu Muhammad. Dia bersama 2 Muslimah lainnya berdiskusi soal hak-hak dalam Islam tanpa malu-malu.

Dari sini, Fatimah mengetahui bahwa Islam Karibia mulai berkembang dinamis, terutama di Grenada sebagai contohnya.[NZ]