Rihlah Jaman Now di Laweyan, Sadarkan Pentingnya Bentengi Aqidah Anak Dari Tradisi Natal

SOLO, (Wartamuslimin.com) — Setiap muslim selayaknya mampu menjaga aqidah saudara muslimnya, tentu dengan kapasitas dan keahlian yang dimilikinya. Oleh karena itu, guru-guru Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Masjid Laweyan, Laweyan, Surakarta sadar untuk bergerak aktif dalam membentengi aqidah generasi muslim khususnya anak- anak.

Salah satunya adalah dengan mengadakan acara “Rihlah Jaman Now” bagi puluhan santri TPQ se-Kelurahan Laweyan. Hal ini dilakukan agar mereka tidak larut dalam euforia tradisi natal pada Senin (25/12) lalu.

Ketua Panitia ‘Rihlah Jaman Now’ Masjid Laweyan, Rodziyah Arrohmah yang juga merupakan guru TPQ di Masjid Laweyan mengungkapkan tujuan acara rihlah ialah mencegah generasi anak-anak muslim dari kekosongan kegiatan pada saat momentum natal.

Pada kesempatan ini, seharusnya digunakan untuk meningkatkan kadar keimanan seorang muslim khususnya anak- anak. Pihaknya pun menyusun serangkaian kegiatan untuk puluhan santri TPQ se-Kelurahan Laweyan mulai dari kegiatan mencari jejak mirip pramuka yang dibagi dalam tiga pos utama seperti pos pengetahuan Islam dan hafalan surat, pos bernyanyi lagu-lagu anak- anak Islami, dan pos permainan, kemudian acara pun diakhiri dengan kegiatan mewarnai batik bersama.

“Alhamdulillah dengan persiapan kurang lebih satu pekan serta adanya kerjasama dari Forum Kampung Batik (FKB) Laweyan acara ini bisa diikuti 70 hingga 80 santri TPQ se-Laweyan,” ujar Rodziyah kepada Wartamuslimin.com, saat ditemui pada sela- sela kegiatan Senin (25/12).

Salah satu wali santri, Vivi Retno Purbowati saat diwawancarai mengaku sangat mendukung program rihlah ini dan berharap bisa diadakan lagi di tahun depan, tentu dengan konsep acara yang lebih matang lagi.

Pasalnya sang anak yang masih berusia empat tahun baru-baru ini, melihat aneka hiasan natal dan mengajukan pertanyaan tentang natal. Meskipun putri kecilnya langsung paham begitu dijelaskan bahwa itu perayaan agama Nasrani, dan seorang muslim tidaklah merayakan itu.

“Anak saya malah akhirnya bilang gini, Lala kan agamanya Islam, Tuhannya Allah, Nabinya Muhammad, Kitabnya Al-Qur’an hari rayanya Idul Fitri ya mah?” tuturnya.

Sementara itu secara terpisah Ketua Harian FKB Laweyan, Setiawan Muhammad menambahkan bahwa kegiatan ‘Rihlah Jaman Now’ dengan mewarnai batik bersama sebagai upaya mengedukasi para santri TPQ se-Laweyan tentang batik.

Menurutnya, kegiatan membatik bertema “Heritage Laweyan” itu harus dikelola secara maksimal mengingat Laweyan sudah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai obyek vital wisata bersama 51 obyek wisata lain se-Indonesia.

Dan pihaknya FKB Laweyan secara terbuka bersedia menjadi donatur untuk kegiatan serupa bagi siapapun yang ingin melestarikan batik secara gratis dan berapapun jumlah pesertanya.

“Solo sendiri memiliki dua tempat yang diakui sebagai obyek vital yakni Keraton Kasunanan Surakarta dan Kampung Batik Laweyan, ini momentum bagi kita untuk mengadakan program edukasi wisata batik di Laweyan,” pungkasnya.

Rep : Kukuh Subekti / Red : Tori Nuariza