SUKOHARJO, (Wartamuslimin.com) — Majelis Dikdasmen PCM Gatak Sukoharjo menggelar Tabligh Akbar bersama Anggota MPI PP Muhammadiyah, Musthofa Nahrawardaya di gedung pertemuan Desa Sragen, Gatak, Sukoharjo, Kamis (15/03/2018). Tabligh Akbar bertajuk “Peran Kader dalam Dakwah Media Sosial” itu di hadiri ratusan guru Muhammadiyah.
Dalam paparannya, Musthofa mengatakan, saat ini kondisi masyarakat sangat memprihatinkan. Beragam kasus kejahatan terjadi, bahkan tidak jarang tindak kriminalitas itu direkam dan sengaja disebarluaskan pelakunya. Misalnya, kasus penganiayaan guru oleh siswa, kasus penganiayaan orang tua oleh anak kandung.
Kecanggihan teknologi informasi juga telah menggerus ‘kewarasan’ masyarakat. Masyarakat dibuat sangat ketergantungan pada teknologi informasi dan disibukkan dengan media sosial.
“Terkadang orang lebih khawatir smartphone-nya ketinggalan dari pada mengkhawatirkan keluarganya. Bahkan sekarang meminta maaf, menengok orang sakit, turut berdukacita, pake video call, bahkan saking kebablasan selfie waktu ta’ziyah,” tuturnya
Lebih dari itu kecanggihan teknologi informasi juga dapat menjadi mesin ‘pembunuh’. Misalnya, dengan menyebar berita hoax untuk membunuh karakter seseorang. Namun di sisi lain, kecanggihan teknologi informasi juga memperluas kesempatan dakwah. Mulai dari menyebar informasi yang bermanfaat hingga melawan berita hoax.
“kecanggihan teknologi informasi ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi dapat menjadi mesin pembunuh di satu sisi memperluas kesempatan dakwah,” ujarnya
Oleh karena itu hendaknya umat Islam cerdas dalam menggunakan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Selain itu, juga berhati-hati dalam menyebar informasi yang diterima.
“Pastikan dulu informasi yang diterima benar atau tidak, bermanfaat atau tidak. Kalau benar dan bermanfaat silahkan disebar, kalau benar tapi tidak bermanfaat jangan disebar, kalau informasi itu tidak benar jangan di sebar. Itu namanya fiqh informasi,” ujarnya.
Musthofa menambahkan, dalam rangka derasnya informasi hoax dan sebagai upaya menjaga ‘kewarasan’ umat Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah telah menyusun buku Fiqh Informasi. Buku ini dalam waktu dekat akan diterbitkan. Ia berharap buku ini menjadi panduan bagi umat Islam dalam menerima dan menyebarkan pada pihak lain.
“Penyusunan buku ini cukup lama, karena perkembangan teknologi informasi cukup cepat, sehingga penyusunan buku ini juga harus ‘up to date’,”
Musthofa memastikan buku ini akan terbit di tahun 2018. Kahadiran buku Fiqh Informasi juga diharapkan masyarakat tidak mengalami kesulitan sebagai pendakwah media sosial.
“Sehingga kita semua berani bicara dan tidak tergantung pada media mainstream, tapi juga namun tidak terjerat masalah hukum,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Majelis Dikdasmen PCM Gatak Sukoharjo, Drs. Siyadi menambahkan, kegiatan Tabligh Akbar bersama Musthofa Nahrawardaya merupakan bagian dari pembinaan guru-guru di lingkungan Dikdasmen PCM Gatak. Ia berharap Tabligh Akbar yang diselenggrakan dapat menambah wawasan para guru dalam menunaikan tugasnya sebagai pendidik..
“Ini bagian dari pembinaan guru guru Muhammdiyah di PCM Gatak,” ujarnya
Sriyadi mengaku prihatin dengan kondisi saat ini. Anak rawan menjadi korban lingkungan yang buruk, termasuk dampak negatif media sosial. Oleh karena itu Dikdasmen PCM Gatak mengedepankan pembinaan qolbu dalam penyelenggaraan pendidikan.
“Bentuknya dengan dzikir, tahajud, sholat dhuha, tahfidz Quran,” pungkasnya.
Rep : A. Setiyanto / Red : Tori Nuariza