Al-Quran Diturunkan di Waktu Terbaik

SOLO, (Wartamuslimin.com) — Ramadhan disebut juga sebagai bulan Al-Quran. Menurut pimpinan Majlis Tafsir Alquran (MTA) Pusat, Prof. Mugijatna M.Si, Ph.D, Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al-Quran untuk pertama kali.

Hal itu tertulis dalam ayat Alquran surat Al-Baqarah ayat 185 dimana diterangkan bahwa Al-Quran diturunkan sebagai penunjuk jalan bagi manusia untuk membedakan perkara yang baik dan yang benar.

“Sehingga malam diturunkannya Al-Quran itu menjadi malam penuh berkah,” ujar Mugijatna, Ahad (27/05).

Mugijatna mengatakan malam diturunkannya Al-Quran atau disebut juga dengan Nuzulul Quran merupakan wujud rasa syukur dan kebahagiaan umat Islam atas turunnya Al-Quran. Sebagai salah satu momen terpenting bagi umat Islam, Nuzulul Quran bisa diperingati dengan banyak cara khususnya melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pembacaan Alquran.

Selain itu, Nuzulul Quran yang bertepatan dengan Lailatul Qadar ini juga sebaiknya dijadikan sebagai ajang meningkatkan ibadah. Pasalnya, di waktu-waktu terakhir Ramadhan biasanya orang sudah mulai bermalas-malasan untuk beribadah ke masjid. “Masjid ramai biasanya hanya di awal-awal Ramadhan, ini bisa untuk menyemangati orang meningkatkan ibadah di akhir Ramadhan, pungkas Mugijatna.

Hal senada disampaikan pakar ilmu Al-Quran yang juga merupakan mantan Rektor IIQ Dr KH Ahsin Shako. Nuzulul Quran adalah bentuk rasa syukur Umat Islam karena mereka terpilih untuk mendapatkan satu kitab suci paling hebat dan paling lengkap yang diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW.

Al-Quran sebagai kalam Allah SWT benar-benar dijaga kemuliaannya oleh Allah SWT dan tidak bisa dijamah kecuali oleh para malaikat yang suci. Termasuk Allah SWT sangat memilih waktu terbaiknya untuk menurunkan Al-Quran.

Ahsin berpendapat, alasan dipilihnya Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al-Quran yaitu karena ini merupakan bulan yang suci. Dalam sejumlah riwayat, Ahsin menuturkan, Allah SWT juga menurunkan kitab-kitab samawi sebelum Al-Quran seperti Taurat, Zabur dan Injil pada bulan Ramadhan.

Sedangkan alasan waktu penurunannya yaitu di malam hari, Ahsin mengaitkannya dengan faktor spiritual. Di dalam sebuah hadis disebutkan, pada sepertiga malam terakhir Allah turun ke langit dunia dan berjanji bagi siapa saja yang masih terjaga untuk beribadah dan berdoa akan diberi ampunan oleh Allah SWT.

Pada saat orang memasuki malam itu semuanya hening, jiwa dan pikiran dalam keadaan kosong, pada saat itulah rahmat Allah tercurahkan, terang Ahsin.

Oleh karena itu, sebagai hamba Allah SWT, manusia khususnya umat Islam harus menghargai kalam Allah SWT itu dengan baik. Ahsin menegaskan memperlakukan Alquran tidak sama seperti memperlakukan buku, misal dengan cara meletakkan mushaf di tempat terbaik, atau mendengarkan dengan baik orang yang membaca Alquran.

Untuk itu, Nuzulul Quran ini merupakan momen yang tepat untuk menyadarkan Umat akan pentingnya Al-Quran. Jangan sampai masih ditemukan anggota keluarga Muslim yang tidak bisa membaca Alquran. Membaca yang dimaksud tentunya dengan cara yang baik sesuai kaidah ilmu tajwid.

Tidak hanya di baca saja tetapi juga dipahami artinya dengan akal dan hati lalu lalu mengamalkan nilai-nilainya yang mulia dalam kehidupan sehari-sehari. Sebagai bangsa Indonesia kita berharap agar penghayatan terhadap nilai Al-Quran yang mulia dan manusiawi semakin meningkat sehingga kita bisa menjadi bangsa maju yang penuh dengan nilai-nilai spiritual, tutup Ahsin.

Sumber : Republika