HMP Teknik Sipil UNS Adakan Seminar Infrastruktur Ibukota Baru

SOLO, (Wartamuslimin.com)- Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Teknik Sipil, UNS mengadakan seminar nasional infrastruktur ibukota Indonesia yang baru. Seminar yang bertempat di Auditorium, UNS ini mengambil tema “ Mengkaji Perencanaan Infrastruktur dalam Pemindahan Ibukota Baru guna Terwujudnya Indonesia Sentris”, Kamis (07/11).

Seminar nasional ini merupakan serangkaian acara Civil Week yang ke 11 sejak tahun 2009. Acara yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan mulai dari pelajar, mahasiswa, akademisi dan umum ini dihadiri oleh sejumlah narasumber terkait. Ada empat narasumber yang hadir pada kesempatan tersebut diantaranya Ketua Tim Pelaksana Pemindahan Ibu Kota Negara (Bappenas), Imron Bulkin, MRP., Sekretaris PT Adhi Karya Parwanto  Noegroho,  Ketua Ikatan  Perencanaan Indonesia Bernadus Djonoputro, dan akademisi Fakultas Teknik (FT) UNS, Prof. Yusep Muslih Purwana, ST., MT., Phd.

“ Kegiatan Civil  Week merupaka ajang bagi para pelajar dari berbagai kalangan untuk berkompetisi, berdiskusi dan menambah pengetahuan, partisipan untuk tahun ini alhamdulillah mencapai 1056 peserta dengan rincian 735 untuk kategori mahasiswa dan umum dari 11 Provinsi se-Indonesia, dan tiga negara berbeda seperti Indonesia, Filipina dan Malaysia,” ungkap  Ketua Panitia Civil Week 2019, Rizki Nur Ramadhan.

Adapun peserta dari kalangan pelajar SMA/ SMK  sederajat sebanyak 321 siswa yang berasal dar 39 sekolah se-Jawa, Sumatra dan Bali.Selain itu kegiatan seminar ini pun diikuti oleh sejumlah instansi baik pemerintah maupun swasta. Rizki menilai sejumlah pencapaian yang sudah diraih oleh Civil Week menjadi bukti kedudukan acara Civil Week sudah menjadi ssatu alah ajang perlombaan bergengsi yang ada di Indonesia.

Rektor UNS, Jamal Wiwoho dalam sambutannya mengapresiasi pelaksanaan seminar tentang pemindahan ibukota  yang dicanangkan oleh HMP Prodi Teknik Arsitektur, UNS. Menurutnya banyak kalangan  yang bertanya tentang seberapa perlu ibukota negara untuk dipindahkan. Mereka yang bertanya ialah para pakar di bidangnya seperti pakar geologi, ahli perencanaan wilayah dan kota, pakar transportasi, pakar hukum, pakar ekonomi, pakar politik yang masing-masing berbicara tentang perlukah pemindahan ibu kota.

“Namun nampaknya Presiden Republik Indonesia yang didukung oleh tim dari Bapenas telah melakukan kajian yang mendalam serta memiliki pertimbangan, alasan yang kuat untuk memutuskan perpindahan ibukota negara dari Jakarta ke Kabupaten Panajam Pasir Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara,di Kalimantan Timur,” jelas Jamal.

Imron Bulkin dalam paparannya menjelaskan hasil kajian tim Bappenas tentang perlunya ibukota RI dipindahkan. Salah satu poin utama yang disampaikan ialah kualitas lingkungan di Jakarta. Kualitas lingkungan yang menjadi sorotan ialah kualitas udara Kota Jakarta. Selain itu tingkat kemacetan lalulintas kendaraan di Jakarta termasuk tinggi, yakni dengan peringkat ke tujuh dari 403 kota di 56 negara (data tahun 2018-Red).

Hal lain yang turut menjadi pertimbangan menurut Imron Bulkin ialah tingkat kepadatan penduduk di Jakarta dan kota-kota penyangga di Kawasan Jabodetabek. Kota Bekasi misalnya jumlah kepadatan penduduknya melebihi Kota Bandung dan Kota Depok yang melebihi Kota Semarang. Perkembangan kota-kota di sekitar Jakarta menjadi padat dimungkinkan karena daya tarik Jakarta sebagai pusat ekonomi, industri, pendidikan dan pemerintahan.

“Dalam hal ini yang menjadi pertimbangan kenapa perlunya pemindahan ibukota dari Jakarta, masalah lain terkait suplay air baku dilihat dari data yang ada suplay air minum dari PDAM hanya bisa memenuhi 60% rumah tangga,” terang Imron ketika menerangkan faktor-faktor lingkungan dan kondisi geografis Jakarta.

Reporter: Kukuh Subekti