Halau Dominasi Aseng, Amien Rais Serukan Umat Islam “Ijtihad Radikal”

SOLO, (Wartamuslimin.com) — Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ke-12, Prof. Dr Amien Rais, MA menghimbau kepada seluruh umat Islam Indonesia untuk melakukan Ijtihad radikal. Ijtihad radikal ini penting, guna membendung gerakan dominasi aseng di Indonesia.

Mantan Ketua MPR RI ini juga mengungkapkan umat Islam saat ini perlu melakukan gerakan radikal.

Dalam paparannya dia memaparkan jika gerakan ini sangat diperlukan ketika kelompok Tionghoa mulai menggagahi berbagai sektor penting Indonesia.

Selanjutnya Amien menuturkan jika zaman orde baru hingga era reformasi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono bangsa ini memiliki benteng cukup kuat, – di mana kaum Tionghoa bebas menguasai sektor perekonomian- Sementara urusan pemerintahan dan kekuasaan dipegang penuh oleh bangsa pribumi.

“Saat ini tokoh intelektual mereka dengan vokal bersuara sejak kapan kita hanya disuruh puas menguasai sektor perekonomian,” kata Amien Rais pada Orasi Kebangsaan yang bertajuk “Indonesia, Kini dan Nanti” yang bertempat di Gedung Siti Walidah UMS, Ahad (9/7).

Tokoh Reformasi 98 ini menegaskan umat Islam khususnya untuk lebih berani berkata benar, jangan takut dianggap SARA.

“Kata SARA merupakan ungkapan yang dibuat oleh manusia yang bermaksud membungkam kebenaran”, ujarnya.

Amien mengajak umat Islam untuk berkaca pada realita yang ada di masyarakst contoh kasus di Jakarta, saat ini sebanyak 24% tanah jakarta dimiliki oleh aseng. Sementara hutan Indonesia sebanyak 8% izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) sudah dimiliki aseng.

Amien menambahkan bahwa sesungguhnya agama Islam tidak mengajarkan umatnya untuk duduk berleha-leha melainkan bergerak dengan jihad perjuangan. Sikap umat Islam yang terlalu berkhuznudzan terhadap aseng kini jelas perlu untuk dilawan. Keberanian umat Islam dalam melakukan konfrontasi secara masif sangat diperlukan.

“Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an menjelaskan tentang kewajiban berjihad, perangilah mereka seperti mereka memerangimu dalam hal ekonomi, politik dengan social engineering yang didukung kekuatan media massa beserta jaringannya,” tandasnya.[KS/NZ]