SOLO, (Wartamuslimin.com) — Ketua Program Doktor Pendidikan Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor, Dr. Adian Husaini menghimbau kepada seluruh penulis yang hadir dalam Seminar Nasional Milad Forum Lingkar Pena (FLP) ke 21 untuk membangun literasi berkeadaban. FLP harus mampu melahirkan sosok sastrawan intelektual demi menjawab kebutuhan umat.
“Saya berharap penulis di FLP diarahkan untuk menggali khazanah Islam yang luar biasa termasuk kekayaan di nusantara ini,” ujar Adian di hadapan ratusan peserta seminar yang hadir di Ruang Seminar Gedung F, FKIP UNS pada Ahad (25/02/2018).
Adian juga menyampaikan bagaimana tradisi literasi yang tinggi di tanah air sudah di mulai oleh para ulama terkemuka tanah air. Salah satunya ialah Syekh Abdul Samad Al Falimbani, ulama penulis kitab tentang jihad yang yang dikemudian hari kitabnya menjadi rujukan seluruh perjuangan jihad di nusantara. Oleh karenanya dia berpesan agar umat Islam lebih menghargai buku daripada batu.
“Kita jangan sampai lebih menghargai batu dari pada buku sebab peradaban kita, Islam di nusantara itu peradaban buku,” ungkapnya.
Lebih lanjut Adian memaparkan tentang tradisi keilmuan ulama nusantara yang banyak menulis kitab dengan menggunakan huruf arab melayu. Menurutnya salah satu adab terhadap ulama ialah mempelajari huruf arab melayu atau arab pegon. Hal ini dikarenakan ada ribuan karya ulama kita yang ditulis dalam huruf arab melayu, jika kita tidak mengerti huruf arab melayu tentu kita gagal mengakses khazanah keilmuan Islam di nusantara.
“Umar ibn al –Khattab mengatakan Taadabu tsumma ta allamu, beradablah kalian, kemudian raihlah ilmu,” imbuhnya.
Adian sangat menekankan pentingnya adab dalam menulis termasuk bagi sastrawan. Bagi seorang sastrawan yang beradab salah satunya ialah membuat riset sehingga hasil tulisannya bermanfaat bagi umat. Anggota FLP pun diharapkan tidak terjebak menjadi tukang tulis karena FLP itu manusia sastrawan, sastra itu adab.
“Seorang sastrawan memiliki kemampuan meletakan kata- kata dengan betul, adab itu menyikapi segala sesuatu dengan harkat dan martabatnya,” pungkasnya.
Hal yang esensial yang perlu dimiliki oleh seorang penulis ialah memiliki idealisme. Menulis kegiatan yang berpolemi dahk dengan adanya konsep keadaban karena sering kali menulis dihadapkan pada banyaknya pilihan, yang kitaulukan itulah adab. Adab datang dari hikmah, hikmahlah yang membimbing kita melakuan sesuatu dengan benar dan tepat, kadang adab itu tidak hanya kaitannya dengan syariat tapi dengan budaya.
“Salah satu adab ketika akan menulis ialah berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kadang kita terkejut dengan hasil tulisan kita, disitulah hikmah yang diberikan oleh Allah, hikmah itu tidak bisa dijelaskan tapi dia membimbing kita untuk tidak melanggar syariat,” pungkasnya.
Rep : Kukuh Subekti / Red : Tori Nuariza