JAKARTA, (Wartamuslimin.com) — Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (PB HMI MPO) mengecam keras tindakan brutal yang dilakukan aparat Kepolisian Polda Metro Jaya terhadap sejumlah kader HMI yang menggelar aksi demonstrasi 20 Tahun Reformasi di depan Istana Negara, Senin (21/05).
“PB HMI mengutuk keras tindakan aparat kepolisian yang mengakibatkan kader HMI kritis dan dirawat di Rumah Sakit. Seharusnya aparat kepolisian pengayom mahasiswa dan masyarakat yang menympaikan aspirasi,” ujar Ketua Komisi Pemuda dan Mahasiswa, Abubakar, Senin (21/05) malam, seperti dilansir dari Akurat.co.
Abubakar mendesak aparat yang melakukan tindakan brutal dalam mengamankan demonstrasi tersebut diproses oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (DIV PROPAM) Polri atas dugaan pelanggaran dalam menjalankan tugasnya.
“Harus diproses oleh Propam atas tindakan brutal itu, karena ada dugaan pelanggaran. Apalagi ini era reformasi yang menjunjung tinggi kebebasan dalam menyampaikan pendapat di muka umum,” pungkasnya.
Mahasiswa Universitas Nasional ini pun menginstruksikan seluruh kader HMI se-Indonesia untuk melakukan aksi sebagai bentuk kecaman terhadap tindakan yang mengakibatkan 7 kader HMI dalam kondisi kritis di Rumah Sakit.
“Kami menginstruksikan kepada seluruh kader HMI se-Indonesia untuk melakukan aksi solidaritas terkait kekerasan aparat kepolisian yang mengakibatkan kader HMI cabang Jakarta terluka dan kritis,” tegasnya.
Sebelumnya, aksi demonstrasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO cabang Jakarta terkait “Refleksi 20 tahun Reformasi: Jokowi Pemimpin Haram” berujung bentrok dengan petugas kepolisian di Istana Negara.
Akibatnya, tujuh orang peserta demo dirawat di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan.
Ketujuh mahasiswa yang tergabung dalam HMI tersebut yakni Al Azhar Musa (Ketua Cabang HMI MPO), Irfan Maftuh (Korlab Aksi/ketua umum Front Nasional MPI), Arnol (HMI MPO), Ahmad Kerley (HMI MPO), Alfian (HMI MPO), Arif Ibnu Halim (HMI MPO) dan Lucky Mahendra (HMI MPO). Ke 7 mahasiswa dipukul oleh aparat kepolisian di depan Istana Negara saat melakukan aksi.[NZ]