JAKARTA, (Wartamuslimin.com) — Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Taufik Kurniawan menyesalkan insiden penggerudukan kantor redaksi Radar Bogor di Bogot, Jawa Barat, Rabu (30/5/2018) lalu.
Menurut Taufik, tindakan penggerudukan dengan menggunakan kekerasan dilakukan sekelompok orang yang mengatasnamakan PDI Perjuangan Bogor itu bisa mencederai demokrasi Indonesia.
“Saat ini kan kita hidup di era demokrasi dan keterbukaan, dan setiap orang dapat mengungkapkan pendapatnya dengan bertanggung jawab. Pers juga dapat memberitakan apapun tanpa adanya intervensi. Tindakan penggerudukan ini tentu tidak dapat dibenarkan,” jelas Taufik ketika dikonfirmasi, Sabtu (02/06/2018).
Menurutnya, jika memang suatu pihak keberatan dengan pemberitaan yang dilakukan oleh pers, bisa mengadukan kepada Dewan Pers. Penyelesaian dapat dilakukan dengan duduk bersama dan dialog, bukan dengan tindakan teror dan anarkisme. Aksi penggerudukan itu bisa menjadi preseden buruk bagi kebebasan berpendapat.
“Jika memang ada yang tidak sepakat dengan pemberitaan oleh pers, kan bisa lapors ke induknya, yakni Dewan Pers. Jangan sampai ini menjadi teror bagi pers, sehingga kebebasan berpendapat pers mendapat intervensi. Kejadian ini tak boleh terjadi lagi, apalagi dilakukan di awal tahun politik, bisa mengganggu suasan kesejukan dan berpotensi muncul perpecahan,” tandas Wakil Ketua DPR RI itu.
Penggerudukan ke redaksi Radar Bogor terjadi pada Rabu (30/5/2018). Kejadian itu terekam dalam video berdurasi 30 detik dan beredar. Dalam video itu tampak sekelompok orang sudah berada di dalam ruang lobi gedung Graha Pena (kantor Radar Bogor) sambil memaki Pemred Radar Bogor Tegar Bagja.
Seseorang dalam kerumunan tersebut juga sempat berteriak dan menanyakan siapa wartawan yang menulis berita tersebut. “Mereka meminta penjelasan sambil memaki terkait headline Radar Bogor hari ini, yang isinya seputar penghasilan Ibu Megawati dan BPIP itu,” pungkas Tegar.