SOLO, (Wartamuslimin.com) — Video pidato mantan Gubernur Kalimantan Barat dua periode, Drs. Cornelis, M.H, yang dinilai menghina Islam dan masyarakat Melayu, beberapa waktu lalu menjadi viral dan menuai kontroversi. Sekretaris Jenderal Islamic Study and Actionnya Center ( ISAC), Endro Sudarsono turut angkat bicara dan pihaknya mendesak Kapolri bertindak cepat mempertimbangkan aspek pidana yang mungkin dapat menjerat Cornelis, pungkasnya.
Pernyataan Cornelis dinilai telah melukai umat Islam dan Masyarakat Melayu, bahkan memprovokasi kerukunan antar umat beragama karena dilakukan oleh seorang pejabat publik. Oleh karena itu, ISAC pun menuntut Cornelis agar meminta maaf secara terbuka kepada umat Islam.
ISAC mendesak agar Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) mempertimbangkan Undang Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Diskriminasi Ras dan Etnis Pasal 16, yakni “Setiap orang yang dengan sengaja menunjukkan kebencian atau rasa benci kepada orang lain berdasarkan diskriminasi ras dan etnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 1, angka 2, atau angka 3, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)”.
Endro Sudarsono mengatakan bahwa apa yang diucapkan Cornelis merupakan pemutarbalikan fakta. Bahkan, tidak sesuai dengan fakta historis. “Apa yang telah diucapkan Cornelis adalah pemutarbalikan fakta, dan tidak sesuai fakta historis”, imbuhnya,
Ia mengatakan bahwa pidato Cornelis ini bisa tergolong memecah-belah bangsa Indonesia, dan termasuk ujaran kebencian. Selain dinilai telah memprovokasi hubungan antarumat beragama, pidato Cornelis ini dapat memicu kemarahan dan gejolak diantara pimpinan ormas Islam. Endro menambahkan bahwa hal ini juga menyangkut nama baik keturunan dan pewaris kerajaan Melayu dan Islam.
Dalam video berdurasi 2 menit 39 detik itu, tampak Cornelis sedang menyampaikan pidato terkait persoalan mental bangsa Indonesia. Berikut kutipan pidato Cornelis yang viral di internet:
“Terlalu lama dijajah oleh kerajaan-kerajaan, kerajaan Majapahit, Sriwijaya yang paling parah Kerajaan Melayu dan Islam. Bersama dengan Belanda menjajah kita berabad-abad, sehingga mental kita, mental hamba, bukan mental kuli”
Tak hanya Melayu dan Islam, Kerajaan Majapahit, Sriwijaya dan kerajaan lain di Nusantara ini juga disebut sebagai ’penjajah’ oleh Cornelis, ujar Endro. Sekjen ISAC inipun berharap semua pimpinan di negeri ini agar Arif dan bijaksana serta menjaga keyakinan dan menghormati agama orang lain.[NZ]