Sukoharjo (wartamuslimin.com) Unjukrasa menuntut Jokowi mundur dari jabatannya terus meluas, termasuk di Sukoharjo Jawa Tengah. Aliansi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) se- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan BEM Fakultas Hukum UMS menggelar unjukrasa di pertigaan kampus UMS, Pabelan, Sukoharjo, Selasa (18/9/2018)
Koordinator aksi unjukrasa, Al Gifari menilai pemerintahan Jokowi telah gagal. Hal ini didasarkan pada kebijakan pemerintahan Jokowi yang tidak pro rakyat. Salah satunya, kebijakan impor beras dalam jumlah yang sangat besar. Kebijakan tersebut dinilai sangat menyengsarakan petani.
Lanjut Ghifari, Jokowi juga tidak mampu melakukan pengendalian nilai tukar rupiah yang terus merosot. Turunnya nilai tukar rupiah berimbas kenaikan harga barang dipasaran. Hal ini membuat ekonomi masyrakat semakin terpuruk.
“Maka kami menuntut Jokowi untuk segera melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah, menjaga kestabilan pangan mengurangi impor dan mensejahterakan industri lokal. Jika tidak mampu maka segera mundur dari jabatannya,” ujar Ghifari, Selasa (18/9/2018)
Ghifari menepis tudingan bahwa unjukrasa mahasiswa ditunggangi kepentingan pihak tertentu. Ia menegaskan, unjukrasa tersebut dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab sosial mahasiswa sebagai salah satu komponen yang mengontrol pemerintahan. Terlebih, pemerintahan saat ini tampak jelas kezalimannya.
Ghifari menambahkan, pihaknya juga tidak takut pada ancaman pidana yang dapat menyeret mahasiswa jika aksi berujung ricuh. Sebab menurutnya, unjukrasa merupakan hak yang dijamin dalam konstitusi.
“Kami mahasiswa tidak akan gentar, tidak pernah takut untuk menghadapoi rezim-rezim zolim, termasuk rezim saat ini,” pungkasnya.
Reporter: A. Setiyanto