Liga Santri Nasional 2018 Targetkan Muncul Bibit Unggul Bagi Timnas

SOLO, (wartamuslimin.com) — Liga Santri Nusantara (LSN) 2018 Sesi Nasional dimulai. Liga akan berlangsung sejak Senin (01/10) kemarin hingga Ahad (07/10) mendatang. LSN 2018 diharapkan dapat mencetak bibit-bibit unggul bagi Timnas Indonesia.

Direktur Operasional LSN 2018, Harianto Ogi mengatakan setidaknya ada 32 regional yang bertanding pada LSN 2018 Sesi Nasional. Babak penyisihan digelar di empat lokasi terpisah. Antara lain Stadion Kota Barat Solo, Stadion Gelora Merdeka, Stadion Bekonang dan Lapangan Lanud Adi Sumarmo. Sedangkan babak semi final dan final akan di gelar di Stadion Sriwedari Solo.

“Kota Solo kami pilih sebagai lokasi perayaan Hari Santri Nasional dan LSN bukan karena adanya tendensi politik. Ini sudah kami siapkan sejak lama, dan memang dari segi fasilitas seperti stadion cukup baik,” ujarnya Ahad (30/09/2018) di balai kota Surakarta

Harianto berharap LSN 2018 dapat melahirkan bibit bibit unggul bagi sepak bola di Indonesia. Setidaknya muncul bibit unggul di tingkat regional, nasional bahkan Internasional.

Terlebih sebelumnya LSN telah melahirkan bibit unggul bagi sepakbola di tanah air, salah satunya M. Rafli Mursalim. Striker Timnas U-19 ini menjadi penentu kemenangan Indonesia pada beberapa pertandingan di piala AFF U-19.

Selain itu, di sejumlah club sepak bola di Indonesia juga memiliki pemain hebat yang berlatar belakang santri. Antara lain Adeng Hidayat (Persib), Budi Sudarsono (Deltras) dan Ahmad Bustomi (Arema).

“Ini menjadi bukti kalau santri dan pesantren tidak bisa dipandang sebelah mata dalam menyumbang atlit sepakbola,” imbuhnya.

Sementara itu, Abdul Ghaffar Rozien, Ketua RMI NU menambahkan, tujuan LSN merupakan entitas yang tak dapat dipisahkan antara sepakbola dan pesantren.

Menurutnya, LSN merupakan bentuk inisiatif dan keinginan pondok pesantren untuk mengembangkan dan memajukan potensi santri dalam persepakbolaan Indonesia. Selain menjadi wadah aktualisasi diri para santri dibidang sepak bola, juga  menyaring bibit-bibit calon pemain sepakbola professional.

“Sehingga muncul pemain yang profesional, bisa ngaji dan berakhlakul karimah,” ujarnya.

Ia berharap, ada program tambahan selain LSN untuk membina bibit bibit unggul bagi sepakbola Indonesia. Misalnya dalam bentuk PESANTREN SEPAKBOLA INDONESIA. Menurutnya hal ini tidak dapat dilakukan sendiri oleh pesantren, melainkan butuh dukungan dan bantuan pemerintah daerah serta Kementerian Pemuda dan Olah Raga

“Tentu dengan dukungan penuh Kementerian Olah Raga bisa membuat program unggulan yang lebih intensif dan jangka panjang serta sistematis,” pungkasnya.

Rep : A. Setiyanto / Red : Tori Nuariza