BOGOR, (Wartamuslimin.com) — Pemuda identik dengan jiwa yang semangatnya menggelora dan berapi-api. Langkahnya yang panjang, tenaga ototnya yang perkasa, suaranya yang lantang, serta pikiran yang cemerlang menjadi sosok idaman, panutan di tengah- tengah kaumnya. Siapapun pasti berharap memiliki semangat muda meski usia telah senja.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi mahasiswa pertama dan terbesar yang terbentuk pasca Indonesia memproklamirkan diri sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Organisasi yang tahun ini genap berusia 71 tahun ini memiliki keistimewaan khusus karena faktor anggotanya. Anggota HMI ialah kalangan pemuda terdidik muslim yang tidak hanya memilki semangat ke-Islaman, kebangsaan namun juga ke-Indonesiaan.
HMI baru-baru ini pada pekan awal Oktober mengadakan pembekalan khusus bagi para kader terbaiknya yakni Ketua Umum Cabang, dan Badko se- Indonesia. Mereka secara intensif mengikuti program Sekolah Pimpinan yang berlangsung selama hampir satu pekan (1-5/10) di Kota Bogor.
Sekolah Pimpinan Nasional HMI itu bertajuk “Satu Abad Indonesia, HMI Mempersiapkan Youth National Leader di Era Bonus Demografi 2020-2030” ini diadakan langsung oleh Pengurus Besar HMI (PB HMI).
“Tujuan dari pelaksanaan Sekolah Pimpinan HMI ini agar kader memiliki keterampilan dan profesionalisme dalam bidang manajerial, kepemimpinan, dan keorganisasian”, ungkap Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI, Helmy Yunan Ihnaton.
Helmy menjelaskan setiap peserta dari Sekolah Pimpinan PB HMI diharapkan nantinya mampu membangun sinergisitas kerja sesuai dengan visi dan arah gerak HMI di setiap cabang dan badkonta masing-masing.
Hal lain yang perlu untuk dilakukan ialah meningkatkan kemampuan kader dalam memetakan, menganalisis, dan mengurai pokok persoalan yang ada di tengah- tengah umat. Sehingga nantinya akan muncul kebijakan yang tepat bagi organisasi khususnya dan bagi umat secara umum.
Sementara itu, Ketua Umum PB HMI, Respiratori Saddam Al-Jihad menjelaskan, bahwa bonus demografi merupakan tantangan yang dihadapi generasi milenial saat ini, sehingga dibutuhkan spirit kepemimpinan. Sehingga bonus demografi ini dapat dijadikan kekuatan guna membangun bangsa dan negara.
“Dari 10% masyarakat Indonesia yang mengenyam bangku perkuliahan, hanya 2% yang menjadi aktivis, dan terbanyak adalah HMI. Oleh karenanya HMI secara esensial berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pembangunan manusia, salah satunya dengan cara mendelegasikan calon pemimpin masa depan Indonesia”, ujar Saddam.
Saddam menilai keberadaan program ini sebgai modal sosial atau social capital bagi penguatan nilai-nilai persaudaraan di tubuh HMI. Sehingga semakin mudah dalam melakukan sinergisitas gagasan dari tingkat PB hingga ke cabang masing-masing. Hal lain yang sebaiknya menjadi penekanan ialah menerjemahkan visi Youth Government dalam memberikan solusi terhadap kehidupan politik kenegaraan.
“Aktualisasi dari tujuan HMI harus mulai nyata dirasakan masyarakat, artinya HMI mulai masuk dalam kebijakan mikro yang riil bukan lagi hanya menyinggung soal isu makro dalam dialektika kebangsaan dan kenegaraan”, pungkas Saddam.
Rep : Kukuh Subekti / Red : Tori Nuariza