SOLO, (Wartamuslimin.com) —- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. Haedar Nashir mengimbau kepada seluruh elemen bangsa agar hendaknya momentum Hari Pahlawan tidak hanya sekedar dijadikan seremonial yang dangkal. Ia mengajak masyarakat untuk benar benar memaknai Hari Pahlawan dan mengurangi slogan-slogan cinta negeri akan tetapi minim bukti pengorbanan terbaik bagi bangsa dan negara.
“Jangan terlalu banyak slogan cinta Indonesia, cinta NKRI, dan cinta negeri tetapi tidak bisa membuktikan berbuat yang terbaik dan berani berkorban yang terbaik untuk bangsa dan negara”, pungkas Haedar Nashir usai Pembukaan Rembug Nasional Forum Guru Muhammadiyah di Auditorium Muh. Djazman, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jum’at (09/11/2018) Sore.
“Hari pahlawan jangan dijadikan seremonial yang dangkal, yang sebatas orang membicarakan perjuangan dan kiprah para pendiri bangsa,” pungkasnya.
Haedar Nahsir menekankan, setiap elit dan warga negara Indonesia hendaknya mampu membuktikan diri dalam meneladani spirit, pemikiran dan kiprah para pahlawan. Para pahlawan telah berkhidmat, berkorban sepenuh hati demi kepentingan bangsa dan negara. Bahkan meletakkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Menurut Haedar, ironisnya saat ini ada erosi nilai kepahlawanan. Bahkan bertolakbelakang dengan slogan-slogan cinta tanah air dan cinta NKRI yang diucapkan. Slogan-slogan yang diucapkan terasa kosong tanpa bukti tindakan terbaik bagi bangsa dan negara.
“Sekarang ini jujur ada erosi nilai kepahlawanan. Ketika elit cenderung mementingkan pribadinya dan golongannya, lalu tidak mau berkorban di saat kritis yang memerlukan pengkhidmatanan dirinya,” paparnya.
“Kalau betul-betul meneladani dan meniru nilai pahlawan, dia harus berani mengorbankan kepentingan diri dan golongannya tapi untuk kemajuan dan kepentingan negara,” tandasnya.
Red: Tori Nuariza