SOLO, (Wartamuslimin.com) — Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie menegaskan tidak akan pernah mendukung peraturan daerah (perda) yang berlandaskan agama, seperti perda Injil atau perda syariah. Hal ini disampaikan Grace pada pidatonya di acara peringatan hari ulang tahun keempat PSI, ICE BSD, Tangerang, Ahad (11/11/2018) malam.
Agenda politik PSI ini memicu kontroversi. Bahkan Wakil Ketua MPR-RI Hidayat Nur Wahid (HNW) turut meradang. HNW menilai agenda politik PSI tersebut tidak sesuai dengan prinsip Pancasila. Bahkan sarat dengan nilai liberalisme dan sekulerisme.
HNW menegaskan, demokrasi di Indonesia bukan demokrasi liberal juga bukan demokrasi sekuler. Demokrasi di indonesia berasaskan Pancasila yang sila pertama Ketuhanan yang maha Esa.
“Pernyataan itu jelas tidak sesuai dengan prinsip pancasila, undang undang dasar, tidak sesuai dengan prinsip berhukum dan berdemokrasi di Indonesia,” ujarnya ditemui wartamuslimin.com usai menghadiri Resepsi Milad Muhammadiyah ke-106 di Puro Mangkunegaran Solo, Ahad (18/11/2018).
HNW menilai peryataan ketua umum PSI tersebut merupakan pernyatan yang blunder. Pernyataan tersebut dinilai telah menafikan eksistensi undang undang dan perda berbasis agama yang selama ini sudah berlaku secara sah dan diterima masyarakat.
Di sisi lain, PSI sebagai partai pendukung Jokowi juga menafikan posisi KH. Ma’ruf Amin. Rais Aam PBNU itu sengaja dipilih untuk merebut simpati umat Islam. Bahkan, KH. Ma’ruf Amin juga dikenal sebagai tokoh yang pro terhadap ekonomi syari’ah.
“Itu pernyataan politik yang aneh, Pak Jokowi saja mengambil KH. Ma’ruf Amin yang pro dengan ekonomi syari’ah,” pungkasnya.
Rep: Arief Setiyanto/Red: Tori Nuariza