Teka-teki Kehidupan Situs Bongal Abad 7-10 M Mulai Terungkap

 

 

WARTAMUSLIMIN  (Tapanuli Tengah)— Teka-teki kehidupan masyarakat di situs Bongal pada abad ke 7 hingga 10 M sedikit demi sedikit mulai terungkap. Artefak-artefak dari dunia Islam di situs ini sangat dominan.

Arkeolog Deddy Satria menunjukan ekofak berupa fosil getah damar dari titik penggalian 8 di situs Bongal desa Jago Jago Kecamatan Badiri Tapanuli Tengah Selasa (22/2/2022)/, doc. Sultanate Institute.

“Dari temuan temuan yang ada serta pekerjaan ekskavasi yang dilakukan pada tahun 2021 lalu, peninggalan peninggalan dari dunia Islam sangat dominan di situs ini. Maka kuat dugaan kawasan ini lebih didominasi oleh pemukim muslim dari Timur Tengah pada masa itu,” ujar Pakar Arkeologi Islam, Deddy Satria, Kamis malam ( 17/2/2022).

 

Sebelum ekskavasi dilakukan, Dedy telah melakukan survei di  seluruh kawasan situs Bongal dan memetakan penggunaan kawasan situs Bongal di masa silam. Level pertama adalah kawasan paling luar dari situs Bongal, yaitu wilayah yang dekat dengan Sungai Lumut atau Sungai Pinangsuri dalam peta-peta Islam.

Kedua adalah bagian  daratan dari situs Bongal yang berupa teras-teras. Sedangkan level 3 adalah kawasan puncak-puncak bukit-bukit yang padat akan kekayaan hayati dan sumber air. Namun kawasan  pada level 3 itu dipastikan tidak dihuni oleh manusia.

 

Ia meyakini jejak aktivitas manusia berikut kebudayaannya berada pada level 1 dan 2. Dugaan Dedi rupanya tidak meleset, artefak dan kondisi lingkungan yang ditemukan para arkeolog selaras dengan hasil pemetaannya.

Setidaknya sudah 85 titik yang disurvei dalam  kegiatan pra ekskavasi ini. Saat melakukan eksplorasi di perbukitan atau pada lebel 3 Situs Bongal Desa Jago Jago, Kecamatan Badiri, Tapanuli Tengah, tim menemukan 3 air terjun. Ketinggiannya sekitar 10 meter, 7 meter dan 5 meter. Selain itu juga ditemukan banyak anak sungai.

Keberadaan air terjun dan banyaknya aliran anak sungai diduga menjadi sumber air bersih di masa silam.

Kegiatan penggalian di salah satu titik ekskavasi yang dibantu oleh para pekerja lokal. Foto: Sultanate Institute

“Anak sungai sangat banyak untuk menyediakan sumber air bersih dan bermineral di Bongal. Pertanyaannya, sebesar apakah penggunaan air bersih di masa lalu. Satu lokasi yang sangat jelas untuk dapat dipahami ditemukan di lokasi beberapa lahan kebun” ujar Deddy.

 

Lanjut Deddy,  pada lapis kedua situs Bongal, tim ekspedisi juga menemukan struktur yang merupakan jejak kebudayaan di masa silam.

 

Selain itu, tim juga menemukan banyak artefak saat mengeksplorasi lembah-lembah di Situs Bongal yang berada dekat dengan hutan nipah atau kawasan level 1. Di kawasan ini banyak ditemukan fragmen dari perlengkapan-perlengkapan kapal. Ia menduga lembah Bukit Bongal di sepanjang Sungai Pinangsori ini dahulunya adalah bibir pantai dan juga ramai dengan aktivitas manusia.

Pada bagian lembah dari Bukit Bongal, tim ekspedisi menemukan fragmen-fragmen keramik Changsa, gelang-gelang dari tembaga, serta tembikar berglasir dari dunia Islam.

 

Ekskavasi: Dari Ekofak Hingga Tembikar Arab

 

Dititik-titik penggalian 6 dan 7, hingga hari ke 6 arkeolog mendapat beragam temuan. Diantaranya temuan ekofak berupa biji-bijian serta serta gumpalan getah damar.

 

Selain itu juga fragmen kayu yang sengaja dibuat runcing dan dilubangi oleh manusia pada masa itu serta arang kayu. Tak hanya itu di titik ini juga fragmen tembikar berglasir dan fragmen keramik Changsa.

 

“Kalau berdasarkan dating relatif, melihat temuan temuan keramik-keramik abad 8 sudah ada kehidupan manusia sini. Tapi kita perlu analisa lebih lanjut karena juga ditemuan arang dilokasi ini,” ujar Stanov Arkelog dari BRIN kantor Arkeologi sumut, Sabtu (19/2/2022).

Temuan artefak pada kegiatan ekskavasi di Situs Bongal. Foto: Sultanate Institute

Uniknya dititik penggalian ini ia juga menemukan koral dan  cangkang-cangkang kerang. Ia menduga dahulu lokasi ini dekat dengan ekosistem laut.

 

“Mungkin ada aliran yang menyebabkan koral-koral ini tersedimentasi. Ini temuan yang sangat menarik, tapi untuk analisis lebih lanjut tentu butuh analisa dari pakar geologi,” ujarnya.

 

Sementara itu, di titik penggalian 8 arkeolog mendapat temuan yang tak kalah beragam. Tak hanya ekofak berupa getah damar, tinggalan dari dunia Islam seperti fragmen botol kaca,dan tembikar berglasir dari Timur Tengah. Selain itu ia juga menemukan tembikar khas Asia Tenggara.  Temuan temuan ini didapatkan mulai dari kedalaman 200 cm hingga 250 cm.

 

“Kaca botol dengan berbagai jenis warna mulai dari bening, kebiru-biruan, kehijau-hijauan, hingga biru tua, yang mana kaca-kaca ini merupakan produksi dari dunia Islam,” ujar Deddy.

 

Dari  lokasi penggalian ini Dedi juga menemukan kayu-kayu. Selain itu, pada kedalaman yang sama yakni spit 9 hingga 10 atau sekitar 225 cm hingga 250 cm ia menemukan tali ijuk baik yang sudah dipilin ataupun yang belum dipilin.

 

Dari identifikasi awal, kayu-kayu tersebut merupakan sebagai pondasi ataupun kerangka bangunan. Sementara keberadaan tali ijuk juga  membuktikan ada kegiatan atau aktivitas manusia pada masa itu.

“Berdasarkan temuan yang didapatkan hingga hari keenam di titik penggalian 8 kawasan ini diidentifikasikan awal sebagai tempat atau area hunian,” ujar Deddy.

Berapa temuan di titik penggalian 8 Situs Bongal Desa Jago Jago Kecamatan Badiri Tapanuli Tengah. Foto: Sultanate Institute

Sebagai informasi pekan ekskavasi di situs Bongal Tahun 2022 dimulai sejak tanggal 14 sampai 28 Februari 2022. Ekskavasi pada tahun ini memiliki 3 tujuan.

Pertama, mengetahui pemetaan dan fungsi kawasan situs Bongal pada masa silam. Kedua, menemukan moda transportasi yang digunakan pada masa itu berikut dengan fungsinya. Sebab,  kawasan ini diduga kuat adalah pelabuhan Fanshur yang disebut dalam sejumlah literatur Islam klasik. Ketiga,  penelitian ini sekaligus membuktikan keberadaan komoditas kapur yang merupakan komoditas unggulan dari Pantai Barat Sumatera dalam perdagangan dunia.

 

Hingga saat ini aktivitas ekskavasi masih dilakukan. Bahkan para peneliti berancana melakukan aktivitas arkeologi maritim.

(Arief)