JAKARTA, (Wartamuslimin.com) — Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (PB HMI MPO) Muhammad Fauzi menuturkan UKP Pancasila harus bekerja penuh dengan kebijaksanaan, bukan atas intervensi yang kaku dari penguasa yang mengangkatnya.
“Karena saya melihat orang-orang di tim sangat ini dipengaruhi selera penguasa. Mestinya pemerintah harus juga merangkul orang yang berbeda pandangan dengannya untuk masuk dalam tim,” pungkasnya dikutip dari rilis.id, Kamis (15/06).
Fauzi menghimbau UKP Pancasila tidak hanya menjadi komsumsi elite semata dan menjadikan proyek-proyek yang tidak bermanfaat dengan menghabiskan anggaran negara.
Ia mengaku hingga saat ini belum mengetahui sejauh mana ruang lingkup UKP Pancasila. Tetapi kalau yang dimaksud itu sama seperti BP7 di zaman Orde Baru, PB HMI MPO jelas menyatakan menolak.
“Pancasila itu rumah bagi semua. Semua pandangan dan nilai harus dirangkul, multi etnis, agama, budaya dll. Kalau unit menghadirkan kedamaian dan penyegaran pandangan kebangsaan bagi semua kalangan, saya kira bagus,” ujarnya.
Tetapi jika hadir sebagai alat untuk melegitimasi klaim kebenaran, dan mengabaikan kelompok tertentu. Menurutnya keberadaan UKP Pancasila perlu pertimbangkan keberadaannya.
“Kalo tafsir Pancasila dijadikan alat kekuasaan untuk kepntingan penguasa, tanpa melihat kedalaman nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Seperti BP7 pada saat Orde Baru, Pancasila itu adalah idiologi yang disucikan atas tafsir yang berselera militer untuk kepentingan Orba,” jelasnya.
Maksudnya, lanjut Fauzi, semua pihak harus dilibatkan dalam unit ini, baik yang sama ataupun berbeda pandangan dengan rezim. Tidak hanya yang sama dengan selera rezim.
Pancasila sebagai idiologi bangsa menurutnya sudah selesai, Itu merupakan konsensus nasional menggambarkan kebijaksanaan para pendahulu bangsa.
“Kita berharap rezim saat ini, memperbaiki perspektifnya tentang unit ini, harus lebih terbuka, dapat didialogkan, diuji melalui forum akademis, dan di sesuaikan dengan praktek kehidupan masyarakat indonesia dari sabang sampai merauke,” imbuhnya.[NZ]